Penghitungan benih ikan kerap menjadi masalah karena ukuran benih yang sangat kecil dan dalam kapasitas banyak. Saat ini, tidak perlu lagi pusing dalam melakukan penghitungan benih ikan karena tim peneliti dari Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Institut Pertanian Bogor (IPB) berhasil menemukan teknologi tepat guna untuk menghitung benih ikan secara cepat dan tepat.
Menurut Ayi Rakhmat, S.Pi.,M.Si, salah seorang anggota tim peneliti FPIK IPB, teknologi baru itu diberi nama" Fry Counter" atau penghitung ncner/benih ikan. Dengan teknologi tersebut, petani ikan bisa berhemat waktu dan tenaga untuk menghitung benih ikan yang hendak dijualbelikan.
"Produk Fry Counter1 merupakan jawaban atas masalah-masalah yang sering dikeluhkan oleh para pengusaha benih ikan pada proses penanganan pascapanen di bidang perikanan, Dijelaskan, penelitian tentang "Fry Counter" dilatarbelakangi oleh hasil pengamatan terhadap proses kegiatan produksi pada pem-benihan ikan patin yang masih tidak efisien. Dalam proses produksi tersebut, kegiatan penghitungan benih yang biasa diperjual-belikan pada saat larva masih dilakukan secara manual. Padahal, yang dihitung mencapai puluhan sampai ratusan ribu ekor. "Proses penghitungan manual ini membutuhkan waktu lama, sehingga kurang efesien.
Tim peneliti dari FPIK IPB yang menemukan teknologi tepat guna "Fry Counter" terdiri atas Ayi Rakhmat, Prof. Dr. Indra Jaya, M.Sc, dan Muhammad Faisal Sagala, S.Pi. Dengan penghitungan manual, petani ikan membutuhkan waktu satu sampai dua hari untuk 50.000 ekor ikan yang dihitung dengan tenaga kerja tiga samai empat orang, dan rata-rata kerja lima jam per hari.
Angka 50.000 merupakan angka terkecil yang biasa dilakukan petani. Jika benih ikan yang dihitung mencapai ratusan ribu ekor, waktu yang dibutuhkan lebih lama dan biaya yang dikeluarkan lebih mahal lagi, penghitungan secara manual memiliki beberapa kelemahan berupa proses perhitungan yang lama bisa mencapai beberapa hari kerja untuk satu kali pengiriman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar