10 Tanda Bahwa Anak Anda Berbakat Cerdas dan Jenius


Banyak orang tua yang memberikan balita mereka mainan terkini. Namun kebanyakan balita akan tampak jenius hanya dimata orang tuanya. Ada juga balita yang memang sudah berbakat sejak lahir. Bagaimana melacak bakat anak Anda? Laman lilsugar.com, memberikan petunjuknya.

Cara Menghitung Tagihan Listrik PLN



 Kadang kita sering bertanya apakah pembayaran listrik yang kita bayarkan ke PLN itu sudah tepat hitungannya atau akal-akalan situkang PLNnya yang asal itung tau-tau tagihannya sekian....

Untuk itu mari kita telaah dengan contoh persoalan ini.

Persoalan :
Lampu dengan daya 10W menyala 1 jam dan tarif dasar listrik misalnya Rp. 200/kwh, berapa biaya yang seharusnya dibayar ?

Jawaban :
10/1000 x 200 = 2
Maka biaya yang semestinya dibayar untuk kasus diatas hanya Rp. 2,- setiap jamnya.

Perincian jawaban
10W = 10 watt/jam
kwh = kilowatt-hour (kilowatt-jam)
jadi kwh = energi yg digunakan selama 1 jam pemakaian.
Maka, 1 kwh = energi sebesar 1 kilowatt ( = 1000 watt) yang digunakan selama 1 jam.

lampu 10W menyala 1 jam = 10 Wh (watt-hour) = 10/1000 = 0.01 kwh (kilowatt-hour)
makanya kalo 1 kwh = Rp. 200
10Wh = 10/1000 x 200 = Rp.2,-

Persoalana Lain :
Kalau begitu, bagaimana perhitungan biayanya untuk pemakaian lanpu 10W Cuma 1 jam 23 menit 40 detik dengan tarif dasar listrik Rp. 200/kwh ?

Jawaban
Mudah saja, jika PLN perhitungannya secara perdetik, maka dari kasus diatas dapat diartikan waktu 1 jam 23mt 40 dtk = 5020dtk. Jadi dari hasil perhitungan (awal) diatas kita bisa simpulkan Rp. 2,- setiap jamnya = 2 / 3600 = Rp. 0.0005556,- tiap detiknya. Maka biaya yang seharusnya dibayar 5020 x 0.0005556 = 2.7888889.
Biaya yang seharusnya dibayar yaitu Rp. 2.7888889,-

Perincian Jawaban
1 jam = 60 mt
1 mt = 60 dtk
1 jam = 3600dtk


Semoga bermanfaat. 

Siapakah Guru Pendidikan Karakter?


by : Admin
26 Januri 2012  

Character Of Education


     Sebelum saya lebih jauh mengkaji tentang topic yang akan dibahas kali ini, maka saya akan berbagi tentang belajar. Ya, proses belajar bagaimana otak menyerap informasi. Inilah yang seringkali diabaikan, kita sebagai orangtua atau guru maunya seringkali “memaksa” anak mengerti tentang sesuatu hal dan “jalankan” seperti computer, kasi perintah dan tekan “ENTER”. Nah, kalo di manusia bukan ENTER tapi “ENTAR” upsss… “Anda tidak bisa mengajarkan apa yang Anda mau, Anda tidak bisa mengajarkan apa yang Anda tahu. Anda hanya bisa mengajarkan siapa Anda” 

Pemucatan Minyak Daun Cengkeh Dengan Metode Khelasi Menggunakan Asam Sitrat




PENDAHULUAN

          Minyak daun cengkeh hasil penyulingan rakyat seringkali kotor dan berwama hitam kecoklatan. Kondisi tersebut disebabkan karena adanya ion-ion logam (Brahmana, 1991; EOA, 1975; Rusli, 1991), yang kemudian bereaksi dengan senyawa dalam minyak, terutama eugenol. Logam-Iogam yang terdapat dalam minyak daun cengkeh antara lain Fe, Mg, Mn, Zn, dan Pb (Marwati et al., 2005). Logam-logam tersebut berasal dari daun dan alat penyuling. Akumulasi logam dalam daun terjadi karena penyerapan logam dari tanah melalui akar dan penyerapan logam dari udara melalui stomata daun (Pablesson, 1989).

EKSTRAKSI CAIR-CAIR PEMURNIAN EUGENOL DARI MINYAK DAUN CENGKEH


Endah Setiyani*, Mudjijono**
* Mahasiswa Pasca Sarjana Pendidikan Sain Univrsitas Sebelas Maret



PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
          Minyak daun cengkeh merupakan salah satu komoditi ekspor Indonesia dan memegang peranan penting dalam kehidupan sosial ekonomi masyarakat produsen minyak daun cengkeh. Minyak cengkeh mengandung beberapa komponen, tetapi yang paling penting adalah eugenol. Eugenol inilah yang memberikan aroma khas yang banyak dibutuhkan oleh berbagai industri, antara lain industry kosmetika, farmasi, dan pestisida nabati ( Agus kardinan, 2005 : 14).

Ikan PINGSAN dalam waktu 8 menit 19 detik!


     Transportasi ikan hidup dibagi menjadi transportasi basah dan kering. Teknologi transportasi menggunakan media pengangkutan air sangat beresiko tinggi dan kurang praktis. Oleh karena itu, teknologi transportasi tanpa media air yang lebih praktis dan aman perlu dikembangkan. Metoda yang digunakan dalam sistem transportasi kering adalah teknik imotilisasi yaitu pemingsanan biota perairan dengan bahan anesti. Tujuan dari kegiatan ini adalah menentukan keefektifan bahan anesti berupa ekstrak tembakau, ekstrak mengkudu, dan ekstrak cengkeh dalam proses pemingsanan ikan mas. Proses pemingsanan ikan mas dilakukan dengan melakukan pemuasan ikan terlebih dahulu. Ikan ditimbang dan dimasukkan kedalam wadah toples yang diisi air sebanyak 5 liter. Kemudian, bahan anesti berupa ekstrak tembakau, mengkudu, dan cengkeh diteteskan pada masing-masing wadah perlakuan sebanyak 20 tetes setiap 10 menit selama 60 menit. Ekstrak tembakau dan ekstrak mengkudu tidak efektif dalam pemingsanan ikan karena selama pengamatan ikan tetap segar. Sedangkan ekstrak cengkeh dapat memingsankan ikan mas dalam waktu 8 menit 19 detik dengan jumlah tetesan 20 tetes. Berdasarkan pengamatan kegiatan diketahui bahwa ekstrak cengkeh lebih efisien dalm waktu dan jumlah bahan anesti (ekstrak cengkeh) dalam memingsankan ikan mas.


HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 1. Hasil pengamatan pemingsanan ikan mas dengan ekstrak tembakau.
 --------------------------------------------------------------------------------------------
Waktu                                     Parameter

(menit)
---------------------------------------------------------------------------------------------
    0         Tingkah laku normal. Belum ditetesi ekstrak tembakau. Bobot awal
               160 gram , suhu air 28C.
   10        Tingkah laku ikan diam didasar dan gerak operkulum lambat.
               Ditambahkan ekstrak tembakau sebanyak 20 tetes, suhu air 27C.
   20        Tingkah laku ikan diam didasar. Gerak operkulum lambat. Gerak
               sirip pektoral dan bukaan mulut cepat. Ditambahkan ekstrak 
               tembakau sebanyak 20 tetes, suhu air 26C.
   30        Tingkah laku ikan diam didasar. Gerak operkulum lambat. Gerak 
               sirip pektoral dan bukaan mulut cepat. Sirip cudal sesekali 
               bergerak. Ditambahkan ekstrak tembakau sebanyak 20 tetes,
               suhu air 26C.
   40        Tingkah laku ikan diam didasar. Gerak operkulum, gerak sirip
               pektoral dan bukaan mulut cepat, sirip cudal sesekali bergerak,
               ditambahkan ekstrak tembakau sebanyak 20 tetes suhu air 26C.
   50        Tingkah laku ikan bergerak memutari wadah. Gerak operkulum
               dan bukaan mulut cepat, gerak sirip pektoral normal, ditambahkan
               ekstrak tembakau sebanyak 20 tetes suhu air 26C.
               bobot akhir 160 gram.
---------------------------------------------------------------------------------------------


Tabel 2. Hasil pengamatan pemingsanan ikan mas dengan ekstrak mengkudu.
 --------------------------------------------------------------------------------------------
Waktu                                     Parameter
(menit)
---------------------------------------------------------------------------------------------
    0         Tingkah laku ikan diam didasar. Belum ditetesi ekstrak mengkudu.
               Bobot awal 150 gram , suhu air 27C.
   10        Tingkah laku ikan diam didasar.
               Ditambahkan ekstrak tembakau sebanyak 20 tetes, suhu air 27C.
   20        Tingkah laku ikan diam didasar.
               Ditambahkan ekstrak tembakau sebanyak 20 tetes, suhu air 27C.
   30        Tingkah laku ikan diam didasar.
               Ditambahkan ekstrak tembakau sebanyak 20 tetes, suhu air 27C.
   40        Tingkah laku ikan diam didasar.
               Ditambahkan ekstrak tembakau sebanyak 20 tetes, suhu air 27C.
   50        Tingkah laku ikan diam didasar.
               Ditambahkan ekstrak tembakau sebanyak 20 tetes.
               Bobot akhir 150 gram , suhu air 27C.
---------------------------------------------------------------------------------------------


Tabel 3. Hasil pengamatan pemingsanan ikan mas dengan ekstrak cengkeh.
 --------------------------------------------------------------------------------------------
Waktu                                     Parameter
(menit)
---------------------------------------------------------------------------------------------
    0         Tingkah laku ikan normal. Belum ditetesi ekstrak cengkeh.
               Suhu air 28C.
   10        Tingkah laku ikan berenang didasar. Posisi miring pada menit ke-5
               detik ke-39, dan akhirnya pingsan pada menit ke-8 detik ke-19
               setelah ditetesi ekstrak cengkeh sebanyak 20 tetes, suhu air 28C.
---------------------------------------------------------------------------------------------

KESIMPULAN

          Anestasi pada umumnya didefinisikan sebagai kondisi hilangnya sistem kesadaran terhadap rangsangan dari luar akibat penggunaan suatu bahan yang ditambahkan dari luar. kegiatan ini menggunakan bahan anesti alami yaitu ekstrak tembakau, ekstrak mengkudu, dan ekstrak cengkeh. penggunaan ekstrak cengkeh lebih efektif untuk memingsankan ikan dibandingkan dengan ekstrak tembakau dan ekstrak mengkudu. Penggunnaan ekstrak cengkeh membutuhkan bahan yang lebih sedikit dibandingkan perlakuan lainnya yaitu 20 tetes ekstrak cengkeh dalam 5 liter air, maka ikan mas akan pingsan dalam waktu 8 menit 19 detik.

Teknologi Pemingsan Ikan dan Udang


Teknologi Pemingsan Ikan dan Udang

Peneliti Institut Pertanian Bogor (IPB), Dr.Sam Herodian menemukan teknologi pemingsan ikan dan udang tanpa air. Teknologi ini menyempurnakan yang telah ada. Selama ini, pengusaha perikanan menggunakan teknik pemingsanan es batu . Sayangnya teknik es batu tidak pratis dan tingkat kematian udang sangat tinggi. Ditinjau dari aspek komersial teknik es batu kurang menguntungkan. Selain es batu, pengusaha juga menggunakan kontrol elektrik sederhana. Penggunaan teknik ini masih ditemui masalah ketidakstabilan.
"Harga ikan hidup empat kali lipat lebih tinggi dibanding ikan mati. Motivasi inilah yang mendorong kami menciptakan teknologi pemingsan ikan dan udang tanpa air," ungkap Dr.Sam. Prinsip teknologi temuan Staf Pengajar Departemen Teknik Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian (Fateta) IPB ini ialah penurunan suhu dan pengaturan waktu. Tanpa penggunaan tambahan bahan kimia apapun. Pola pemingsanan disesuaikan berdasarkan masing-masing jenis ikan dan udang. Setiap jenis ikan dan udang memiliki suhu pemingsanan berbeda. Misalnya suhu pemingsanan ikan emas 6 derajat celsius, lele 3 derajat celsius, udang windu (Black tiger ) 15,5 derajat celsius.
Pemingsanan ikan dan udang dilakukan beberapa tahapan. Ikan atau udang yang akan dipingsankan ditampung di dalam bak pengkondisi selama 12 jam tanpa diberi makan. "Ikan atau udang dipuasakan setengah hari untuk mengatur proses metabolismenya," ujar Dekan Fateta IPB ini. Air dalam bak pengkondisi disesuikan - keasaman, kadar garam, suhu normal- dengan air tempat udang atau ikan hidup biasa hidup.
Ikan atau udang dipindahkan ke bak pemingsan. Bak pemingsan diisi air sesuai dengan kondisi tempat udang dan ikan hidup atau yang sama dalam bak pengkondisi. Jumlah ikan dalam bak pemingsan disesuikan kapasitasnya. Untuk menjaga kandungan dissolvedoksigen (kadar air terlarut/ DO) tinggi dipasang aerator dalam bak pemingsan. Bak pemingsan dihubungkan dengan mesin pemingsan. Mesin pemingsan menggunakan Water Chiller yang diatur elektrik.
Selanjutnya, dilakukan penurunan suhu dan waktu secara bertahap selama satu sampai dua jam, hingga ikan atau udang pingsan. Saat pingsan, posisi ikan atau udang miring. Suhu pemingsanan dimulai suhu ruang sampai mencapai suhu kritis udang atau ikan . Suhu kritis ini berkisar antara 5 derajat celsius sampai 15,5 derajat celsius. Penggontrolan suhu dan waktu otomatik menggunakan mikro kontroler yang diaplikasikan pada pompa air Water Chiller atau kompressor di mesin pemingsan.
Setelah pingsan, ikan atau udang dibiarkan pada suhu yang telah ditetapkan selama 10 menit -20 menit. Perlakuan ini untuk mendapatkan kondisi pingsan sempurna. "Lebih 20 menit ikan atau udang akan mati," tegas Dr.Sam. Ikan atau udang lalu diangkat. Dimasukkan ke dalam kotak pengemas. Ikan atau udang ditidurkan berjajar di atas media penstabil. Pengusaha perikanan dapat memilih media penstabil seperti gergaji basah atau busa basah.
Kotak kemas dimasukkan dalam kontainer yang telah diatur suhunya, supaya ikan atau udang tidak bangun. "Jika bangun dalam perjalanan, ikan atau udang akan mati. Sebab, mereka tidak menjumpai air." Prinsip dasarnya, ikan atau udang pingsan metabolismenya minimal. Ikan atau udang pingsan dalam kontainer dapat dibawa ke tempat yang dituju menggunakan transportasi darat, laut atau udara. Satu hari kemudian ikan dapat dihidupkan kembali. Caranya sederhana, masukkan saja ikan atau udang pingsan tersebut dalam air. Pelan-pelan ikan atau udang akan bangun dan segar bugar kembali. Dengan teknologi ini peluang hidup ikan atau udang mencapai 80 persen. "Kalau ikan lele dapat 100 persen," imbuh Dr.Sam.
Dr.Sam menjelaskan teknologi pemingsan ini lebih murah, hemat energi dan minim limbah. "Selain itu, transportasi tanpa air mencegah penularan penyakit ikan atau udang dari satu wilayah ke wilayah lain."
Penelitian yang dilakukan tahun 2001 ini sedang dalam proses pematenan. Menurut Dr.Sam pematenan ini penting, supaya pengusaha mau menghargai hasil riset orang lain. Pernah, kata Dr.Sam seorang pengusaha mencoba menjiplak teknologi temuannya, karena menganggap terlalu sederhana. Namun yang terjadi, pengusaha tersebut gagal. Ikan hasil pemingsanannya banyak yang mati. "Kami menggunakan perlakuan khusus dan tertentu, sehingga ikan atau udang tidak mati." Teknologi pemingsanan ikan atau udang milik Dr.Sam ini memperoleh hasil optimal, jika dilakukan dalam satu kesatuan sistem manajemen indutri perikanan. (ris)

KATAKAN "ILHAM" PADA KATA "INSTING"

25 Januari 2012
"Penantian Untuk Sebuah Kebenaran" 


    Sedih,marah dan murka! itulah yang terlintas di pikiran kita bila merasa di bohongi.begitulah yang saya rasakan saaat ini.sesuatu yang telah membuat sebuah tanda tanya di pikiran saya sejak saya mengenal apa itu pendidikan formal,sebuah sistim pendidikan yang  di dokrin tampa harus mengetahui kebenaran apa yang disampaikan, tidak mau tau apakah jenis pelajaran yang disampaikan sesuai dengan apa yang dibutuhkan bagi seorang murid tau hanya sekedar melepaskan kewajiban sebagai seorang pengajar,atau muridnya tidak mengerti apa yang di ajarkan?.
    Mengapa sistem pendidikan nasional harus mengikuti setandar internasional sedangkan jenis pendidikan yang diterapkan dan diajarkan tidak sesuai dengan kebutuhan?. Satu contoh pertama saya angkat mengapa media pendidikan formal mewajibkan berbahasa inggris sedangkan untuk berbahasa indonesia yang baik dan benar saja mereka masih terbata-bata dengan logat daerahnya? ok kita katakan agar kita tidak ketinggalan modernisasi, terpikirkah bahwa melupakan bahasa sendiri secara perlahan kita telah meninggalkan kebudayaan kita? lulusan sarjana yang tak bisa bahasa inggris masih dimaklumi,tapi lulusan sarjana yang tak mampu berbahasa Indonesia yang baik dan benar apa yang harus kita katakan?
    Topik kedua yang ingin saya ceritakan kepada pembaca adalah tentang pelajaran sejarah,saya masih ingat  saat masih duduk di bangku SMP karna menantang ideologi seorang guru yang mengatakan bahwa sejarah adalah sebuah kisah kebenaran dari kejadian masa lampau yang harus diketaui, lalu saya bertanya"jika peristirtiwa G3 30 S PKI adalah sebuah kebohongan dengan alur politik, apakah saya juga harus berkata bahwa itu sebuah kebenaran?" jawabannya adalah angka merah di raport saya. Kemudian saat pelajaran biologi tentang sebuah teori evolusi dari seorang tokoh yang dulunya selalu dikenal dan terhafal tanpa harus dihafal oleh setiap siswa, Charles Darwin. Seorang amatiran yang sebenarnya tidak pernah mengeyam pendidikan formal biologi, saya sangat tidak menerima jika posisi nabi Adam digantikan dengan seokor kera sebagai nenek moyang kita. satu hal lagi yang membuat saya menjadi seorang pembolos pada jam pelajaran biologi adalah kalau semua yang terjadi  di tata surya ini adalah adalah sebuah "kebetulan" sedangkan pada jam pelajaran agama saya dikatakan bahwa Tuhanlah yang menciptakan segala sesuatu yang ada di alam semesta. Manakah yang harus saya ikuti dan saya amalkan kelak?
    Baru kini saya menemukan jawaban  dari sebuah buku yang mengungkap "runtuhnya teori evolusi"
(http://www.evolutiondeceit.com/indonesian/keruntuhan2.php). Terasa sebuah kepuasa di hati yang tiada tara dari sekian lama atas pertanyaan yang tersimpan di otak, Satu hal yang ingin saya tekankan bagi pengunjung blok saya " mari kita ubah kata 'insting' dengan kata 'ilham' pada setiap pelajaran yang mengungkap sistim pemikiran mahluk hidup, dan tidak ada kata 'kebetulan' pada setiap sesuatu ciptaan Tuhan!" SAYA YAKIN ANDA ADALAH GOLONGAN ORANG-ORANG YANG MENCARI KEBENARAN.

Cara membuat blog gratisan di Blogger Blogspot panduan tutorial praktis bikin blog dalam 5 menit bagi pemula

Membikin blog di blogger.com / blogspot sungguh sangat mudah karena blogger.com milik Google.com. Karena itu apabila Anda sudah punya email gmail.com, Anda tinggal langsung daftar di blogger.com. Singkatnya ikuti langkah singkat berikut:

  1. Kunjungi www.blogger.com (klik)
  2. Masukkan account dan password di “Kata Sandi”.
  3. Kalau belum punya Gmail, daftar dulu di Gmail.com, atau di Yahoomail.com.
  4. Isi “Nama Tampilan” di kotak. Contoh: Nama Saya
  5. Kasih tanda tik (check) pada “Penerimaan Persyaratan”
  6. Klik “Lanjutkan”.
  7. Pada “Judul Blog” -> isi dengan Judul yang diinginkan. Contoh pustaka-gampong Blog
  8. Pada “Alamat Blog” -> isi dengan alamat URL. Contoh, pustaka-gampong.Jangan lupa klik “Cek Ketersediaan” untuk mengetahui apakah alamat URL yang dipilih belum ada yang punya. Coba buat alamat lain kalau alamat tidak tersedia.
  9. Klik “Lanjutkan”
  10. Pada “Pilih Sebuah Template” klik “Lanjutkan”
  11. “Blog Anda Telah Diciptakan!” -> Anda sudah berhasil membuat blog
  12. Klik “Mulai Blogging” untuk menulis artikel.
  13. Di “Judul” isi kotak dengan judul artikel yang akan ditulis. Contoh: Menulis di Blog
  14. Isi kotak di bawahnya dengan artikel.
  15. Klik “Mempublikaikan Posting”


Catatan: Untuk memposting artikel berikutnya, Anda tinggal mengklik menu “Posting”.  Untuk mengedit tulisan tinggal klik “Edit Posting”

iseng-iseng bermamfaat


Ngapin enaknya klo lgi gak kuliah ya…..??? kadang jenuh juga klo molor seharian,soalnya ane paling gak betah di dalam kamar,kayak di penjara rasanya,bedanya kalo penjara salah satu dindingnya adalah jeruji besi,kwkwkwkwkwkwk……

Pada suatu hari iseng nyapu halaman kost(karna ada ibu kos biar kelihatan rajin,hehehehe..),lumayan juga halaman kost klo di buat taman dan kolam,target pertama tuk buat taman nyampe hari itu juga n dapet jempol dari ibu kos,(suit…..suittttttttttttttttt……..). Nah sekarang tinggal buat kolamnya nih………,butuh dana yang gede kan…..?,trus mau dimasukin ikan apa? Itulah pertanyaan yang terlintas di otak ane.Nyambil Fb-an, nyapa om Google tuk nanya ikan hias apa yang gak ribet dan biar jadi uang jajan sampingan,akhirnya om google nyaranin tuk memelihara Gobi alias guppy.Soalnya ikan ini bandel dan nggak manja..harganya juga lumanyan buat tambahan jajan bulanan.

Nih… ane masukin artikel dari om google tentang Guppy dan foto ane ma temen temen lagi persiapan media pemeliharaaan,pengisian air kolam,seleksi induk,sampe pelepasan ikan pertama oleh ane sendiri,hehe......

Semoga bermanfaat dan mhon maaf klo fotonya agak seksi….. http://www.ziddu.com/download/18358118/persiapan_kolam_ikan_hias.rar.html

cara membuat background berubah warna


Trims sudah berkunjung ke blog saya, klo tman2 ingin membuat background berubah warna,nih saya berbagi script htmlnya:


<script type='text/javascript'>
//CDATA[
/* JavaScript Kit (http://ageboy.blogspot.com/)*/
//Created Ageboy:
var bgcolorlist=new Array("#FFFFFF", "#B30000", "#EEFF00", "#11FF00", "#FF8A14", "#0008FF", "#4AFFF3", "#000")
document.body.style.background=bgcolorlist[Math.floor(Math.random()*bgcolorlist.length)]
//]]>
</script>


selamat mencoba............ :)

BUBIDAYA CACING TUBIFEX


BAB I
PENDAHULUAN

1.       Latar Belakang
Dewasa ini Balai Benih Ikan Air Tawar (BBIAT) telah berhasil memijahkan beberapa jenis ikan ekonomis penting. Namun demikian keberhasilan dalam pemijahan larva ini tidak diikuti oleh keberhasilan dalam pengembangan teknologi pemeliharaan larva, yang ditandai dengan tingkat mortalitas yang masih tinggi. Salah satu penyebab rendahnya SR larva adalah masih rendahnya penguasaan teknologi penyediaan pakan, khususnya pakan alami.

Apa Arti Dari Kedewasaan??

    Adakah usia mampu membuat seseorang menjadi dewasa, dan kegigihan serta kesabaran seorang bocah belum dapatkah dikatakan dewasa?!seorang dengan posisi usia diatas dua puluh yang harusnya dianggap dewasa dan panutan malah terjadi sebaliknya, tidak dapat berpikir dan bertindak layaknya seorang dewasa dan seorang panutan, hanya mementingkan EGO dan kepentingan pribadi. berpikir bahwa anak dibawah umurnya hanyalah seorang bocah yang tidak pantas untuk berkomentar, tidak pantas untuk mengemukakan pendapat, tidak berhak untuk marah hanya karena faktor usia. jadi sebenarnya siapa yg tidak dapat berpikir dewasa, mencoba mengerti akan dirinya namun dirinya tidak pernah mencoba mengerti, jadi siapa yg lebih dewasa dari siapa..? jika ANDA tidak suka disakiti maka jangan sakiti orang lain, jika anda ingin dimengerti maka cobalah lebih dulu untuk mengerti orang lain, jika tak ingin diganggu maka jangan anda ganggu orang lain.
        Menangis bukan berarti lemah, hanya mencoba mempertahankan gejolak amarah yang tengah memuncak hingga keluar air mata.. dan itu lebih baik daripada menjudge seseorang dan bertindak seolah paling benar dan tahu sehingga memojokkan orang lain.

Deteksi Dini Penyakit Kuku Dan Mulut Pada Hewan Ternak Anda


Penyakit mulut dan penyakit kuku adalah penyakit akut dan sangat menular pada sapi, kerbau, kambing domba dan hewan berkuku genap lainnya.Infeksi ditandai dengan pembentukan lepuh, lekuk koroner kaki dan puting susu. Kerugian akibat penyakit ini adalah susutnya berat badan, turunnya produksi susu, kelambatan pertumbuhan, kehilangan energi, kemerosotan harga jual. Penyebab dari penyakit ini adalah virus.

MENGENAL GIZI IKAN


Ikan terdiri dari ikan air tawar dan ikan laut. Keduanya adalah makanan sumber protein yang sa-ngat penting untuk pertumbuhan tubuh. Ikan mengandung 18 persen protein terdiri dari asam-asam amino esensial yang tidak rusak pada waktu pemasakan

Kinerja morphologi dan anatomi (morphoanatomic) pada pemeliharaan larva ikan laut.

Kinerja morphologi dan anatomi (morphoanatomic) pada pemeliharaan larva ikan laut. 
Estimasi kinerja dalam pemeliharaan larva ikan laut bisa dilihat dari kriteria morphoanatomic yang mengacu pada kesesuaian pengembangan dan / atau kronologi perkembangan organ tertentu. Penilaian kriteria tersebut akan tergantung pada keberadaan standar penilaian yang secara akurat:
• menggambarkan aspek normal atau tidak normal dari organ-organ tertentu pada ikan,
• memperbaiki periode observasi yang dapat atau harus dilakukan,
• menunjukkan bagaimana hal itu harus dilakukan.

Pilihan terhadap suatu kriteria akan tergantung pada pentingnya konsekuensi kriteria tersebut pada kinerja pemeliharaan larva(frekuensi penampilan, efek terhadap pertumbuhan, ketahanan hidup, dll). Pada larva ikan laut jenis seabass atau grouper seperti kerapu, kualitas morphoanatomic terutama mengacu pada anomali yang mempengaruhi kandung kemih, gelembung renang (swim bladder), dan tulang ikan.

Sumber: www.fao.org
Sumber: http://peribudi.blogspot.com/

Fry Counter", Teknologi Baru Hitung Benih Ikan


Penghitungan benih ikan kerap menjadi masalah karena ukuran benih yang sangat kecil dan dalam kapasitas banyak. Saat ini, tidak perlu lagi pusing dalam melakukan penghitungan benih ikan karena tim peneliti dari Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Institut Pertanian Bogor (IPB) berhasil menemukan teknologi tepat guna untuk menghitung benih ikan secara cepat dan tepat.

PENANGANAN CRUSTASEA HIDUP

Indonesia sebagai negara kepulauan yang terdiri dari 13.667 pulau terletak di antara Samudera Pasifik dan Hindia. Keadaan beriklim tropis menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara Asia Tenggara yang memiliki ekosistem pantai yang sangat produktif di dunia dan sangat sesuai bagi usaha budidaya air payau dan pemanfaatan hasil laut lainnya. Kekayaan sumber daya alam memberikan status bagi Indonesia sebagai produsen budidaya perairan maupun potensi pengembangannya secara alamiah.
Udang merupakan salah satu produk hasil laut yang disukai dan banyak dikonsumsi oleh masyarakat walaupun ada diantara konsumen yang peka (alergi) terhadapnya. Dibandingkan dengan binatang darat, daging udang mempunyai eating quality yang lebih baik karena tidak liat, homogen serta tidak mengandung pembuluh – pembuluh darah yang besar dan otot – otot.
Udang sangat digemari dipasaran karena rasanya yang khas, oleh karena itu pemasaran udang dalam bentuk segar sangat disukai oleh konsumen. Salah satu cara untuk mempertahankan mutu dan kesegaran dari udang yang hendak dipasarkan adalah dengan cara pembekuan. Bagian addomen merupakan bagian tubuh udang yang diperdagangkan dalam keadaan beku. Oleh karena itu dalam perdagangan dikenal udang headless yaitu udang tanpa kepala.
Karena kandungan proteinnya yang tinggi, maka udang termasuk komoditas yang mudah rusak yang disebabkan oleh kegiatan-kegiatn enzim dan bakteri, oleh karena itu penanganan udang sangat mempengaruhi mutu hasil olahan. Untuk menjaga agar mutunya tetap baik telah ada standarisasi mutu yang mencakup bahan baku, metode penanganan, metode pendinginan dan sanitasi, baik yang dilaksanakan dalam pabrik maupun dalam pemasaran dan distribusi. Kualitas dan kesegaran udang harus tetap dijaga dengan baik sehingga udang tersebut sampai ke pasar atau ke tangan konsumen. Penanganan hasil panen merupakan tindakan teknis, yaitu penanganan secara fisis mekanis berkaitan dengan proses lebih lanjut.
Penanganan udang hasil panen harus dilakukan dengan cepat, karena kualitas udang mudah rusak. Kesalahan atau keterlambatan penanganan mengakibatkan udang tidak bisa diharapkan menjadi komoditas ekspor.
Untuk mempertahankan agar mutu udang tetap baik, harus ditangani dengan hati–hati dan jangan sembarangan, penanganan tersebut yang harus diperhatikan adalah kebersihan peralatan yang digunakan, penanganan harus cepat dan cermat, hindarkan terkena sinar matahari secara langsung, mencuci udang dari kotoran dan lumpur dengan air bersih memasukkan ke dalam keranjang, ember atau tong dan disiram dengan air bersih, lebih baik lagi dari mulai awal menggunakan es batu untuk mendinginkannya, dan mengelompokkannya menurut jenis dan ukurannya.
Seperti telah dijelaskan di atas, udang merupakan salah satu komoditas ekspor. Umumnya konsumen lebih menyukai udang segar, dikarenakan proses selanjutnya dapat lebih bervariasi. Oleh karena itu penanganan udang terutama ditujukan agar udang setelah ditangkap tetap segar. Ini dapat dicapai dengan pendinginan dan pembekuan.
Pengertian udang beku adalah udang segar yang telah dicuci bersih, didinginkan untuk mempertahankan suhu udang sekitar 0 ºC, kemudian baik langsung maupun setelah mengalami perlakukan pendahuluan, segera dibekukan pada suhu rendah maksimum -45ºC sehingga suhu pusat produk akhir menjadi maksimum -18ºC dan kemudian disimpan pada tempat penyimpanan dengan suhu maksimum -25 ºC dengan fluktuasi suhu1º C. Metode yang digunakan adalah air blast freezing dan contact plate freezing.
Penerimaan dan penimbangan adalah kegiatan awal dalam pengadaan bahan baku, yang dilakukan di indutri pengolahan pada saat udang dipasok dari suplier. Kegiatan yang berkaitan dengan hal ini membutuhkan kompetensi pegawai yang memahami tentang keselamatan dan kesehatan kerja, kebiasaan berproduksi yang baik dan SOP terkait yang berlaku untuk bahan yang ditangani. mampu mempersiapkan peralatan yang dibutuhkan sesuai syarat yang telah ditentukan.
Selama melakukan pemeriksaan dan penimbangan harus dilakukan dengan benar dan jujur serta melaporkan dalam format yang baku sesuai hasil pemeriksaan terhadap berat dan mutu barang yang diterima. Kunci utama pekerjaan ini adalah kejujuran, pengetahuan tentang spesifikasi dan mutu bahan, pengetahuan tentang kontrak pengadaan bahan serta kepatuhan untuk segera melaporkan pada atasan terhadap masalah yang dihadapi untuk dikonfirmasikan dan diselesaikan.
Bahan yang telah diterima sesuai dengan prasyarat penerimaan segera ditangani, mengingat udang adalah komoditas yang mudah rusak. Kegiatan penanganan yang dilakukan meliputi mencuci dari kotoran, membuang bagian yang tidak diinginkan sesuai standar produk misalnya membuang kepala udang dan kotoran. Pekerjaan ini harus dilakukan sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP) yang berlaku di perusahaan.
Apabila kegiatan penanganan membutuhkan waktu yang lebih banyak karena sediaan barang melebihi kapasitas kerja, maka yang harus dilakukan adalah menimbun hasil penanganan. Penimbunan dilakukan bila bahan yang masuk melebihi kapasitas bagian penanganan atau kondisi udang masih sangat sulit untuk dihilangkan kepala karena masih segar (fresh).
Penguasaan kompetensi di atas sangat penting karena dapat menjamin keajegan suatu produksi. Kegiatan penerimaan dan penimbangan, penanganan bahan serta menimbun hasil penanganan yang dilakukan secara baik dan tepat akan memperkecil gangguan produksi. Gangguan pada proses produksi akan mengakibatkan pada kualitas produk yang diterima konsumen, menganggu kelancaran pemasaran, menghilangkan kepercayaan terhadap perusahaan yang bersangkutan.

II. KEAMANAN PRODUK PERIKANAN BERUPA UDANG
Produk perikanan yang secara standar kesehatan yang berlaku di masyarakat adalah aman untuk dikonsumsi atau secara empiris dan pengujian adalah layak untuk dikonsumsi tanpa membawa efek yang langsung maupun tak langsung kepada orang secara umum. Pengertian kualitas dan keamanan dimaksud adalah hampir sama, pada dasarnya akan dibahas bahwa udang yang dibudidayakan akan menjadi produk yang berkualitas tinggi termasuk bahwa produk tersebut aman untuk dikonsumsi oleh manusia. Selain itu pengertian di atas juga lebih dikaitkan dengan peluang produk untuk dapat dipasarkan dengan mudah dan harga yang memadai.
Kegiatan budidaya udang meliputi beberapa tahapan kegiatan yang masing-masing tahap saling berkaitan untuk mendukung keberhasilan dalam rangka menghasilkan suatu pruduk yang aman dan berkualitas tinggi. Dapat digambarkan bahwa tiap tahap kegiatan yang berurutan saling berkaitan ibarat suatu rantai yang dibentangkan. Apabila terdapat satu mata rantai yang tidak memenuhi persyaratan maka akan menyebabkan hilangnya fungsi dari rantai secara keseluruhan. Bila ada satu saja tahap kegiatan yang tidak baik maka pruduk yang dihasilkan akan menjadi tidak aman atau berkualitas rendah.
Ada beberapa kriteria bagi produk udang untuk dapat disebut aman dan berkualitas, antara lain adalah ditinjau dari sebagai berikut:
1. Penampakan :
• Tingkat kerusakan fisik
• Perubahan warna
• Keseragaman jenis dan ukuran
2. Bau dan Rasa :
• Tingkat bau busuk
• Tingkat bau chlorine
• Tingkat bau minyak bumi
• Tingkat bau lumpur
• Kehilangan bau khas produk
3. Tekstur :
• Daging menjadi lunak
• Cangkang/kulit menjadi lunak (pada udang dan kepiting)



III. TEKNIK PENANGANAN UDANG
A. Penanganan Pasca Penangkapan
Penanganan udang tanpa kepala dilakukan segera setelah udang tertangkap dan sampai di atas kapal, kepala udang dipisahkan. Sementara itu udang yang berukuran kecil dan ikan yang tercampur bersama – sama dipisahkan juga. Udang tanpa kepala lalu dicuci beberapa kali dengan air laut atau tawar yang bersih dan dingin dengan jalan menambahkan bongkahan es kedalam air pencuci. Pencucian dilakukan sampai air pencuci tidak keruh lagi.
Secepatnya udang lalu di-es dengan es hancuran yang cukup halus supaya es itu tidak melukai badan udang, atau udang tanpa kepala diaduk dengan es sehingga seluruh badan diliputi es. Cara lain untuk meng-es udang adalah dengan jalan berlapis antara udang dan es, yaitu lapisan pertama es lalu lapisan udang, lapisan es lagi dan seterusnya.
Udang yang sudah di-es lalu disimpan dalam palka, atau bila pembekuan dapat dilakukan di atas kapal, udang langsung dibekukan segera selesai dicuci. Selama dalam palka harus selalu dijaga agar udang yang di-es di dalam peti atau keranjang jangan sampai kekurangan es. Udang segar itu harus selalu tertutup oleh lapisan es.
Penanganan udang utuh dilakukan segera setelah udang sampai di atas kapal, lalu dipilih untuk memisahkan udang yang berukuran besar dari campuran ikan dan udang kecil. Disamping itu pemilihan juga dilakukan untuk mengumpulkan jenis udang yang sama. Pemilihan ini antara lain dimaksudkan untuk memisahkan udang yang sudah rusak dari udang-udang yang utuh.
Udang utuh itu lalu dicuci bersih beberapa kali, kemudian dimasukkan ke dalam wadah kedap air ( misalnya drum plastik ) yang sudah berisi air laut atau air tawar yang diberi bongkahan es. Drum-drum berisi udang itu lalu disimpan ditempat yang teduh atau di dalam palka. Selama kapal berlayar bila air didalam drum sudah terlihat keruh, lalu diganti dengan air yang masih bersih dan ditambah es. Udang di dalam drum harus selalu dijaga dalam keadaan dingin dengan air yang bersih sampai udang itu sampai ke darat atau dijual.

B. Penanganan Pasca Panen
Penanganan udang saat panen di tambak :
 Pemanenan dilakukan pada saat suhu udara tidak terlalu panas (pagi/sore)
 Udang ditampung pada wadah/jaring tempat air dikeluarkan
 Usahakan wadah/jaring ada airnya selama pemanenan
 Siapkan bak/wadah pencucian air bersih
 Masukan udang ke dalam bak penampungan yang diberi air dan es
 Segera dengan cepat dilakukan penyortiran
 Segera masukkan ke wadah pengangkutan yang telah diberi es dan susun
 Semua pekerjaan dilakukan di bawah atap/tidak terkena matahari langsung
Cara-cara pendinginan udang yaitu menurunkan suhu udang segar dengan cara :
 perendaman dengan air atau air laut yang dingin
 penyimpanan dalam kamar pendingin
 pemberian es, cara ini sering dilakukan saat pemanenan di tambak atau di kapal
Cara pemberian es yang baik :
 Jumlah es yang digunakan harus mencukupi
 Cara menambah/mencapur es pada hasil perikanan
 Waktu/lamanya pemberian es
 Ukuran wadah yang digunakan
 Menghindari/jangan melakukan peng-es-an udang yang masih kotor/luka
Jumlah es yang digunakan :
-wadah tanpa insulasi/permukaan kayu/plastik, perbandingan es : udang = 1 : 1,5
-wadah yang berinsulin perbandingan es dan udang = 1 : 2
-wadah berinsulin dengan pendinginan, maka 1 : 3
Cara memberi es / menambah es :
 usahakan seluruh udang dapat tersentuh dengan es
 bila esnya bongkahan besar harus diberi air, agar semua udang tersentuh dingin
 Sebaiknya digunakan es curah yang tidak tajam karena akan melukai udang
 susunlah udang dan es secara berlapis-lapis bergantian

C. Penanganan selama Transportasi
Untuk transportasi udang hidup jarak jauh (terutama ekspor),
penggunaan transportasi sistem kering dirasakan merupakan cara
efektif meskipun resiko mortalitasnya cukup besar. Dalam transportasi
sistem kering udang dikondisikan dalam keadaan metabolisme,
respirasi, dan aktivitas rendah. Dengan kondisi tersebut, udang
memiliki kemampuan tinggi untuk bertahan hidup di luar konsisi
habitat hidupnya. Salah satu metode untuk imotilisasi adalah dengan
menggunakan suhu rendah. Cara dan peralatan yang digunakan sederhana sehingga mudah diterapkan oleh siapa saja.
Bahan yang diperlukan untuk transportasi udang hidup dengan system kering adalah:
- Udang hidup ukuran komersial untuk konsusmsi
- Air laut untuk penampungan, pembugaran, imotilisasi
- Es air laut untuk imotilisasi
- Serbuk gergaji lembab dingin
- Kemasan berdaya insulasi tinggi
- Bahan bantu lain (kantong plastik, kertas koran, flashband, dsb)
Peralatan yang diperlukan dalam transportasi udang hidup sistem
kering adalah peralatan Untuk penampungan dan untuk imotilisasi.
a. Sistem Penampungan
Karena berbagai alasan, udang yang baru dipanen tidak dapat langsung
diekspor, tetapi perlu ditampung lebih dulu, misalnya menunggu penjadwalan ekspor, lokasi yambak yang terpisah, udang kurang/tidak bugar sehingga perlu dibugarkan. Untuk penampungan digunakan bak penampungan bertingkat yang
dilengkapi sistem sirkulasi, aerasi, dan filtrasi air sehingga kondisi air penampungan dapat dipertahankan tetap tinggi dan sekaligus menghemat air.
Ada dua macam filter pada sistem filtrasi, yaitu filter pasir untuk memisahkan partikel kotoran, dan bakteriofilter untuk mereduksi hasil metabilit dan sisa pakan. Pada bakteriofilter digunakan media filter batu kolar atau batu karang jahe yang sudah mati yang sering ditemukan di pantai-pantai. Jika sistem filtrasi bekerja dengan baik, kondisi air dapat dipertahankan tetap baik hingga berbulan-bulan tanpa perlu pergantian air.
Air yang sudah difiltrasi disirkulasikan kembali ke bak bertingkat.
Kecepatan sirkulasi diatur agar mampu memasok kebutuhan oksigen
udang. Aerasi dapat digunakan untuk mernbantu pasokan oksigen. Pada
awal penampungan ada kenderungan terjadi perubahan warna udang
menjadi agak kemerahan yang kemudian akan normal kembali setelah
udang ganti kulit.
b. Peralatan imotilisasi
Peralatan ini digunakan untuk mengimotilkan udang sehingga tenang dengan metabolisme, respirasi, dan aktivitas rendah. Peralatan imotilisasi tersiri dari :
- Bak air dingin berinsulasi untuk menampung air laut dingin dan es air laut.
- Bak untuk mengimotilkan udang yang dilengkapi sistem aerasi dan sirkulasi air.
Peralatan tersebut disusun dengan bak penampung air laut pada posisi lebih tinggi dari bak imotilisasi sehingga air laut dingin dapat mengalir ke bak imotilisasi untuk mendinginkan air dalam bak imotilisasi. Kecepatan penurunan suhu air dalam bak imotilisasi dapat diatur dengan mengatur jumlah air dingin yang mengalir ke bak imotilisasi dengan mengatur bukaan keran. Bak imotilisasi dilengkapi dengan sistem aerasi untuk memasok oksigen dan sirkulasi air.
1. Persiapan dan Penanganan
Transportasi sistem kering merupakan sistem transportasi dengan menggunakan media pengangkutan bukan air. Karena tidak menggunakan air, udang diimotilisasi dengan menggunakan suhu rendah sehingga tenang dan berada pada tingkat metabolisme dan respirasi rendah. Akan tetapi, sebelum diimotilisasi diperlukan beberapa tahap persiapan yang meliputi pemeriksaan kesehatan krustase, pemugaran, pemberokan, dan persiapan media serta kemasan untuk transportasi.
a. Persyaratan
Udang yang akan ditransportasikan hidup dengan sistem kering harus memenuhi persyaratan tertentu yaitu :
 Ukuran udangkomersial untuk konsumsi dan tidak lebih dari 70
gram/ekor
 Kondisi sehat, bugar, tidak ganti kulit
 Tidak cacat fisik
Udang yang ganti kulit (moulting) dan kurang/tidak bugar memiliki
dayatahan hidup rendah dan peluang mati selama transportasi tinggi.
b. Pemeriksaan Kebugaran
Pengamatan dan pembugaran udang yang akan ditransportasikan merupakan tahapan pertama yang perlu dilakukan di dalam transportasi udang hidup. Pemeriksaan kebuganan udang dilakukan dengan mengamati aktivitas dan perilaku udang di dalam maupun di luar air.
- Udang sehat sangat gesit, sangat responsif, dan sangat aktif, posisi tubuh tegak dengan gerakan kaki renang aktif dan cepat
- Udang meloncat-loncat jika diangkat dari air
Apabila udang kurang/tidak bugar perlu dibugarkan. Udang yang sehat
kemudian dipisahkan untuk dipuasakan paling tidak 18-24 jam.
c. Persiapan media dan kemasan
Media transportasi yang digunakan untuk transportasi udang hidup sistem kering adalah serbuk gergaji (sergaji) dari jenis kayu yang tidak menghasilkan racun, tidak berbau tajam, bersih, dan tidak mengandung bahan berbahaya lain.
Sergaji dibersihkan dari benda-benda asing (kawat, paku, potongan kayu, dan sebagainya) kemudian dicuci bersih untuk mengurangi tar dan bahan berbahaya lain yang ada. Sergaji ditiriskan dan dijemur sampai kering.
Sergaji kering dilembabkan dengan air laut (salinitas disesuaikan dengan salinitas asal udang) sebanyak 50% dari berat sergaji atau sampai kadar air sergaji sekitar 45-60%. Sergaji didinginkan sampai suhu sekitar 140C.
Kemasan yang digunakan adalah kotak stirofom atau poliuretan yang memiliki daya insulasi tinggi dan kotak kardus sebagai pengemas sekunder. Bahan lain yang disiapkan adalah hancuran es (0,5 kg) dibungkus kantong plastik, dan kertas koran.



a. Imotilisasi dengan penurunan suhu bertahap
Dalam metoda ini udang hidup diimotilisasi dengan menurunkan suhu air habitat udang secara bertahap sampai suhu tertentu dan dipertahankan selama waktu tertentu. Adapun caranya adalah sebagai berikut.
 Suhu air diturunkan sampai mencapai 140-150C dengan kecepatan penurunan suhu 50C/jam
 Suhu dipertahankan stabil selama 10-20 menit atau sampai udang imotil yang dapat ditandai dengan posisi tubuh udang roboh, gerakan kaki jalan dan kaki renang lemah atau perlahan.
Udang dikemas di dalam media sergaji suhu 140C.
b. Imotilisasi langsung pada suhu rendah
Udang diimotilisasi dengan menempatkan udang langsung di dalam habitat bersuhu rendah selama waktu tertentu
Udang langsung dimasukkan ke dalam air (salinitas diatur sama dengan salinitas air penampungan) dingin suhu 170-190C dan dipertahankan selama 5-20 menit atau sampai udang imotil.
Udang imotil diangkat untuk dikemas di dalam media sergaji suhu
140C.

3. PENGEMASAN
Pengemasan untuk transportasi udang hidup dengan sistem kering dilakukan sebagai berikut.
Disiapkan kotak stirofom dan ke dalamnya dimasukkan hancuran es (0,5 kg) yang dibungkus kantong plastik, kemudian ditutup kertas koran untuk mencegah rembesan air dari es. Di atas koran dimasukkan selapis sergaji (140C) sekitar setebal 10 cm.
 Es ditutup kertas koran untuk mencegah rembesan air es, dan diatas koran dimasukkan selapis sergaji setebal 15 cm.
 Udang dimasukkan dan disusun satu lapis berseling seling dengan posisi tubuh telungkap.
 Di atas udang dimasukkan selapis sergaji lembab dingin setebal 5-10cm. Demikian seterusnya, udang dan sergaji lembab dingin disusun lapis demi lapis secara berseling seling sampai kemasan penuh. Lapisan paling atas diisi sergaji sedikit lebih tebal (10-15 cm).
 Kemasan diitutup rapat dan direkat dengan flasband. Kotak stirofon dapat dimasukkan ke dalam kotak kardus untuk melindungi stirofom dari kerusakan fisik.
 Kemasan kemudian dapat ditransportasikan untuk ekspor ke luar negeri.
Penggunaan ruangan bersuhu sejuk (suhu ruang sekitar 170-190C)
selama transportasi sangat disarankan untuk menekan perubahan suhu
sehingga tingkat ketahanan hidup udang lebih tinggi dan daya jangkau
transportasinya lebih jauh.

D. Penanganan Udang Pada Saat Pengolahan
Prinsip yang dianut dalam penanganan/pengolahan udang adalah mempertahankan kesegaran udang selama mungkin dengan cara memperlakuan udang dengan cermat dan hati-hati; segera dan cepat mendinginkan udang sampai mencapai suhu sekitar 0oC; memperlakuan udang secara bersih, dan sehat serta selalu memperhatikan faktor waktu (kecepatan bekerja) selama penanganan rantai dingin. Faktor kebersihan yang dimaksud tidak hanya terhadap es, air, udang, tetapi juga termasuk kebersihan, alat yang dipergunakan, pekerja dan lingkungan tempat bekerja. Selama penanganan, udang harus dilindungi dari kemungkinan terjadinya perembesan oleh panas ke dalam wadah (misal peti dan palka). Adapun contoh penanganan yang dapat menurunkan mutu udang seperti : penyusunan udang yang terlalu rapat, tumpukan udang terlalu tinggi, dan udang tidak seluruhnya ditutupi oleh hancuran es.
Hal-hal yang diperhatikan dalam penanganan udang antara lain :
1. Persediaan Air
Air yang digunakan adalah air yang mutunya baik dan bersih.
2. Pemilihan Es
Es yang digunakan sebaiknya es yang berasal dari bahan baku (air) yang memenuhi persyaratan konsumsi, untuk jenis es air tawar. Sedangkan es dengan bahan baku air laut sebaiknya dipilih yang mutunya baik, bersih dan tidak tercemar. Penggunaan es haruslah diperhatikan bentuk dan ukurannya. Pecahan es yang terlalu besar dapat menyebabkan tergencetnya udang, tetapi apabila terlalu kecil, es cepat mencair. Demikian juga bentuk pecahan es yang tajam dapat melukai udang sehingga dapat menjadi penyebab turunnya mutu udang.. Jumlah es yang digunakan sebaiknya diperhatikan terutama pada saat penyimpanan sementara maupun selama pengangkutan. Karena es tersebut tidak saja untuk mendinginkan udang, tetapi juga digunakan untuk mempertahankan suhu tetap rendah. Jadi jumlah es yang digunakan sebaiknya jangan kurang tetapi cukup untuk menjaga kesegaran udang. Biasanya perbandingan antara udang dan es untuk penyimpanan adalah minimal 1:1.
3. Pencucian udang
Agar kotoran dan bahan-bahan asing lainnya benar-benar hilang, sebaiknya pencucian dilakukan dalam air mengalir, dengan harapan dapat mengurangi kerusakan pisik dan dapat mengurangi kandungan bakteri yang ada pada udang.


  1. Pemotongan kepala
Susunan tubuh udang mempunyai hubungan erat dengan masa simpannya. Bagian kepala merupakan bagian yang sangat berpengaruh terhadap daya simpan karena bagian ini mengandung enzim pencernaan dan bakteri pembusuk.
Pemotongan kepala dan pembersihan genjer dilakukan dengan tangan. Cara pemotongan kepala adalah dengan menarik sambil mematahkan dari arah bawah kepala ke atas dan bagian yang dipotong dari batas kelopak penutup kepala hingga batas leher.
Udang yang telah potong kepala segera direndam dengan menggunakan air dingin (maksimum 5oC). Selama pemotongan kepala, udang yang belum dipotong kepalanya harus selalu ditaburi dengan es curah secara merata untuk menjaga kesegarannya. Kepala udang dan kotoran lain, sebaiknya dikumpulkan dalam suatu wadah agar tidak mengkontaminasi udang lainnya.
Gambar pemotongan kepala :
  1. Penentuan ukuran (grading)
Penentuan ukuran (grading) biasanya hanya dilakukan dengan menggunakan tangan (manual). Dalam melakukan pekerjaan ini sebaiknya dilakukan di atas meja yang berlapis alumunium (bahan anti karat) dengan selalu memberikan hancuran es yang cukup.
  1. Penyusunan udang
Udang yang sudah dipotong kepala (headless) segera dimasukan ke dalam bok. Cara penyusunan udang di dalam peti ada dua macam :
  • Tumpukan : udang dimasukkan ke dalam peti dengan cara mencampur antara udang dan es
  • Berlapis    : alas peti diberi hancuran es setebal kira-kira 10-15 cm kemudian udang disusun di atasnya. Demikian seterusnya sampai udang habis dimasukkan. Lapisan udang paling atas diberi es satebal 5 cm.
  1. Peti (cold box)
Peti atau kotak pendingin (cold box) yang baik untuk menyimpan udang adalah peti atau tempat yang dapat melindungi udang dari benturan, penetrasi panas dari luar, mempunyai drainase dan mudah untuk diangkat. Jenis peti yang dapat digunakan ada dua yaitu peti yang terbuat dari fiberglass dan peti berinsulasi (Gambar 2). Peti berinsulasi leibh baik digunakan daripada peti fiberglass.
  1. Pengangkutan
Untuk mengangkut udang baik dari tambak ke tempat pengumpul maupun dari pengumpul ke tempat pembekuan sebaiknya menggunakan alat pengangkut berupa mobil truck atau pickup yang pada bagian atasnya ditutup dengan plastik atau apapun yang berguna untuk mencegah (mengurangi) penetrasi panas ke dalam peti udang yang sedang diangkut.
I. KESIMPULAN
Kesimpulan dari makalah ini yaitu penanganan krustasea hidup terutama jenis udang-udangan perrlu diperhatikan dengan baik, mulai dari pasca penangkapan sampai di tangan konsumen mengingat kondisi udang yang cepat membusuk.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.pets.dir.groups.yahoo.com. Diakses pada tanggal 24 April 2010.
http://www.pustaka.ictsleman.net. Diakses pada tanggal 24 April 2010.
http://www.wikipedia.org. Diakses pada tanggal 24 April 2010.
Laporan Penelitian Lembaga Teknologi Perikanan, No. 1, 1973, Jakarta dalamSofyan Ilyas. Teknologi Refrigerasi Hasil Perikanan. Jilid I. Teknik Pendinginan Ikan

PENGARUH PENDINGINAN DAN PEMBEKUAN



Pendinginan dan Pembekuan

Pertumbuhan bakteri di bawah suhu 100C akan semakin lambat dengan semakin rendahnya suhu. Pada saat air dalam bahan pangan membeku seluruhnya, maka tidak ada lagi pembelahan sel bakteri. Pada sebagian bahan pangan air tidak membeku sampai suhu –9,50C atau di bawahnya karena adanya gula, garam, asam dan senyawa terlarut lain yang dapat menurunkan titik beku air.
Lambatnya pertumbuhan mikroba pada suhu yang lebih rendah ini menjadi dasar dari proses pendinginan dan pembekuan dalam pengawetan pangan. Proses pendinginan dan pembekuan tidak mampu membunuh semua mikroba, sehingga pada saat dicairkan kembali (thawing), sel mikroba yang tahan terhadap suhu rendah akan mulai aktif kembali dan dapat menimbulkan masalah kebusukan pada bahan pangan yang bersangkutan.
Pendinginan umumnya merupakan suatu metode pengawetan yang ringan, pengaruhnya kecil sekali terhadap mutu bahan pangan secara keseluruhan. Oleh sebab itu pendinginan seperti di dalam lemari es sangat cocok untuk memperpanjang kesegaran atau masa simpan sayuran dan buah-buahan. Sayuran dan buah-buahan tropis tidak tahan terhadap suhu rendah dan ketahanan terhadap suhu rendah ini berbeda-beda untuk setiap jenisnya. Sebagai contoh, buah pisang dan tomat tidak boleh disimpan pada suhu lebih rendah dari 130C karena akan mengalami chilling injury yaitu kerusakan karena suhu rendah. Buah pisang yang disimpan pada suhu terlalu rendah kulitnya akan menjadi bernoda hitam atau berubah menjadi coklat, sedangkan buah tomat akan menjadi lunak karena teksturnya rusak.
Pembekuan adalah proses penurunan suhu bahan pangan sampai bahan pangan membeku, yaitu jika suhu pada bagian dalamnya paling tinggi sekitar –180C, meskipun umumnya produk beku mempunyai suhu lebih rendah dari ini. Pada kondisi suhu beku ini bahan pangan menjadi awet karena mikroba tidak dapat tumbuh dan enzim tidak aktif. Sayuran dan buah-buahan umumnya diblansir dahulu untuk menginaktifkan enzim sebelum dibekukan. Bahan pangan seperti daging dapat disimpan antara 12 sampai 18 bulan, ikan dapat disimpan selama 8 sampai 12 bulan dan buncis dapat disimpan antara 12 sampai 18 bulan.
Pertumbuhan bakteri di bawah suhu 100C akan semakin lambat dengan semakin rendahnya suhu. Pada saat air dalam bahan pangan membeku seluruhnya, maka tidak ada lagi pembelahan sel bakteri. Pada sebagian bahan pangan air tidak membeku sampai suhu –9,50C atau di bawahnya karena adanya gula, garam, asam dan senyawa terlarut lain yang dapat menurunkan titik beku air.
Lambatnya pertumbuhan mikroba pada suhu yang lebih rendah ini menjadi dasar dari proses pendinginan dan pembekuan dalam pengawetan pangan. Proses pendinginan dan pembekuan tidak mampu membunuh semua mikroba, sehingga pada saat dicairkan kembali (thawing), sel mikroba yang tahan terhadap suhu rendah akan mulai aktif kembali dan dapat menimbulkan masalah kebusukan pada bahan pangan yang bersangkutan.
Pendinginan umumnya merupakan suatu metode pengawetan yang ringan, pengaruhnya kecil sekali terhadap mutu bahan pangan secara keseluruhan. Oleh sebab itu pendinginan seperti di dalam lemari es sangat cocok untuk memperpanjang kesegaran atau masa simpan sayuran dan buah-buahan. Sayuran dan buah-buahan tropis tidak tahan terhadap suhu rendah dan ketahanan terhadap suhu rendah ini berbeda-beda untuk setiap jenisnya. Sebagai contoh, buah pisang dan tomat tidak boleh disimpan pada suhu lebih rendah dari 130C karena akan mengalami chilling injury yaitu kerusakan karena suhu rendah. Buah pisang yang disimpan pada suhu terlalu rendah kulitnya akan menjadi bernoda hitam atau berubah menjadi coklat, sedangkan buah tomat akan menjadi lunak karena teksturnya rusak.
Pembekuan adalah proses penurunan suhu bahan pangan sampai bahan pangan membeku, yaitu jika suhu pada bagian dalamnya paling tinggi sekitar –180C, meskipun umumnya produk beku mempunyai suhu lebih rendah dari ini. Pada kondisi suhu beku ini bahan pangan menjadi awet karena mikroba tidak dapat tumbuh dan enzim tidak aktif. Sayuran dan buah-buahan umumnya diblansir dahulu untuk menginaktifkan enzim sebelum dibekukan. Bahan pangan seperti daging dapat disimpan antara 12 sampai 18 bulan, ikan dapat disimpan selama 8 sampai 12 bulan dan buncis dapat disimpan antara 12 sampai 18 bulan.
Pengertian Pendinginan atau Pemekuan
Penyimpanan pada suhu rendah dapat menghambat kerusakan makanan, antara lain kerusakan fisiologis, kerusakan enzimatis maupun kerusakan mikrobiologis. Pada pengawetan dengan suhu rendah dibedakan antara pendinginan dan pembekuan. Pendinginan dan pembekuan merupakan salah satu cara pengawetan yang tertua.
Pendinginan atau refrigerasi ialah penyimpanan dengan suhu rata-rata yang digunakan masih di atas titik beku bahan. Kisaran suhu yang digunakan biasanya antara – 1oC sampai + 4oC. Pada suhu tersebut, pertumbuhan bakteri dan proses biokimia akan terhambat. Pendinginan biasanya akan mengawetkan bahan pangan selama beberapa hari atau beberapa minggu, tergantung kepada jenis bahan pangannya. Pendinginan yang biasa dilakukan di rumah-rumah tangga adalah dalam lemari es yang mempunyai suhu –2oC sampai + 16oC.
Pembekuan atau freezing ialah penyimpanan di bawah titik beku bahan, jadi bahan disimpan dalam keadaan beku. Pembekuan yang baik dapat dilakukan pada suhu kira-kira –17 oC atau lebih rendah lagi. Pada suhu ini pertumbuhan bakteri sama sekali berhenti. Pembekuan yang baik biasanya dilakukan pada suhu antara – 12 oC sampai – 24 oC. Dengan pembekuan, bahan akan tahan sampai bebarapa bulan, bahkan kadang-kadang beberapa tahun.
Perbedaan antara pendinginan dan pembekuan juga ada hubungannya dengan aktivitas mikroba.
1. Sebagian besar organisme perusak tumbuh cepat pada suhu di atas 10 oC
2. Beberapa jenis organisme pembentuk racun masih dapat hidup pada suhu kira-kira 3,3oC
3. Organisme psikrofilik tumbuh lambat pada suhu 4,4 oC sampai – 9,4 oC
Organisme ini tidak menyebabkan keracunan atau menimbulkan penyakit pada suhu tersebut, tetapi pada suhu lebih rendah dari – 4,0 oC akan menyebabkan kerusakan pada makanan.
Jumlah mikroba yang terdapat pada produk yang didinginkan atau yang dibekukan sangat tergantung kepada penanganan atau perlakuan-perlakuan yang diberikan sebelum produk itu didinginkan atau dibekukan, karena pada kenyataannya mikroba banyak berasal dari bahan mentah/ bahan baku. Setiap bahan pangan yang akan didinginkan atau dibekukan perlu mendapat perlakuan-perlakuan pendahuluan seperti pembersihan, blansing, atau sterilisasi, sehingga mikroba yang terdapat dalam bahan dapat sedikit berkurang atau terganggu keseimbangan metabolismenya.
Pada umumnya proses-proses metabolisme (transpirasi atau penguapan, respirasi atau pernafasan, dan pembentukan tunas) dari bahan nabati seperti sayur-sayuran dan buah-buahan atau dari bahan hewani akan berlangsung terus meskipun bahan-bahan tersebut telah dipanen ataupun hewan telah disembelih. Proses metabolisme ini terus berlangsung sampai bahan menjadi mati dan akhirnya membusuk. Suhu dimana proses metabolisme ini berlangsung dengan sempurna disebut sebagai suhu optimum.
Penggunaan suhu rendah dalam pengawetan makanan tidak dapat mematikan bakteri, sehingga pada waktu bahan beku dikeluarkan dan dibiarkan hingga mencair kembali (“thawing“), maka pertumbuhan dan perkembangbiakan mikroba dapat berlangsung dengan cepat. Penyimpanan dingin dapat menyebabkan kehilangan bau dan rasa beberapa bahan bila disimpan berdekatan.

SOAL PAS PAI SD KELAS 6 SEMESTER 2 BESERTA KUNCI JAWABAN

https://docs.google.com/document/d/1YgelBNTn40RnEtBWlJPdNjvoRcakbbJB/edit?usp=sharing&ouid=101739505118516611094&rtpof=true&sd=true