10 Tanda Bahwa Anak Anda Berbakat Cerdas dan Jenius


Banyak orang tua yang memberikan balita mereka mainan terkini. Namun kebanyakan balita akan tampak jenius hanya dimata orang tuanya. Ada juga balita yang memang sudah berbakat sejak lahir. Bagaimana melacak bakat anak Anda? Laman lilsugar.com, memberikan petunjuknya.

Cara Menghitung Tagihan Listrik PLN



 Kadang kita sering bertanya apakah pembayaran listrik yang kita bayarkan ke PLN itu sudah tepat hitungannya atau akal-akalan situkang PLNnya yang asal itung tau-tau tagihannya sekian....

Untuk itu mari kita telaah dengan contoh persoalan ini.

Persoalan :
Lampu dengan daya 10W menyala 1 jam dan tarif dasar listrik misalnya Rp. 200/kwh, berapa biaya yang seharusnya dibayar ?

Jawaban :
10/1000 x 200 = 2
Maka biaya yang semestinya dibayar untuk kasus diatas hanya Rp. 2,- setiap jamnya.

Perincian jawaban
10W = 10 watt/jam
kwh = kilowatt-hour (kilowatt-jam)
jadi kwh = energi yg digunakan selama 1 jam pemakaian.
Maka, 1 kwh = energi sebesar 1 kilowatt ( = 1000 watt) yang digunakan selama 1 jam.

lampu 10W menyala 1 jam = 10 Wh (watt-hour) = 10/1000 = 0.01 kwh (kilowatt-hour)
makanya kalo 1 kwh = Rp. 200
10Wh = 10/1000 x 200 = Rp.2,-

Persoalana Lain :
Kalau begitu, bagaimana perhitungan biayanya untuk pemakaian lanpu 10W Cuma 1 jam 23 menit 40 detik dengan tarif dasar listrik Rp. 200/kwh ?

Jawaban
Mudah saja, jika PLN perhitungannya secara perdetik, maka dari kasus diatas dapat diartikan waktu 1 jam 23mt 40 dtk = 5020dtk. Jadi dari hasil perhitungan (awal) diatas kita bisa simpulkan Rp. 2,- setiap jamnya = 2 / 3600 = Rp. 0.0005556,- tiap detiknya. Maka biaya yang seharusnya dibayar 5020 x 0.0005556 = 2.7888889.
Biaya yang seharusnya dibayar yaitu Rp. 2.7888889,-

Perincian Jawaban
1 jam = 60 mt
1 mt = 60 dtk
1 jam = 3600dtk


Semoga bermanfaat. 

Siapakah Guru Pendidikan Karakter?


by : Admin
26 Januri 2012  

Character Of Education


     Sebelum saya lebih jauh mengkaji tentang topic yang akan dibahas kali ini, maka saya akan berbagi tentang belajar. Ya, proses belajar bagaimana otak menyerap informasi. Inilah yang seringkali diabaikan, kita sebagai orangtua atau guru maunya seringkali “memaksa” anak mengerti tentang sesuatu hal dan “jalankan” seperti computer, kasi perintah dan tekan “ENTER”. Nah, kalo di manusia bukan ENTER tapi “ENTAR” upsss… “Anda tidak bisa mengajarkan apa yang Anda mau, Anda tidak bisa mengajarkan apa yang Anda tahu. Anda hanya bisa mengajarkan siapa Anda” 

Pemucatan Minyak Daun Cengkeh Dengan Metode Khelasi Menggunakan Asam Sitrat




PENDAHULUAN

          Minyak daun cengkeh hasil penyulingan rakyat seringkali kotor dan berwama hitam kecoklatan. Kondisi tersebut disebabkan karena adanya ion-ion logam (Brahmana, 1991; EOA, 1975; Rusli, 1991), yang kemudian bereaksi dengan senyawa dalam minyak, terutama eugenol. Logam-Iogam yang terdapat dalam minyak daun cengkeh antara lain Fe, Mg, Mn, Zn, dan Pb (Marwati et al., 2005). Logam-logam tersebut berasal dari daun dan alat penyuling. Akumulasi logam dalam daun terjadi karena penyerapan logam dari tanah melalui akar dan penyerapan logam dari udara melalui stomata daun (Pablesson, 1989).

EKSTRAKSI CAIR-CAIR PEMURNIAN EUGENOL DARI MINYAK DAUN CENGKEH


Endah Setiyani*, Mudjijono**
* Mahasiswa Pasca Sarjana Pendidikan Sain Univrsitas Sebelas Maret



PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
          Minyak daun cengkeh merupakan salah satu komoditi ekspor Indonesia dan memegang peranan penting dalam kehidupan sosial ekonomi masyarakat produsen minyak daun cengkeh. Minyak cengkeh mengandung beberapa komponen, tetapi yang paling penting adalah eugenol. Eugenol inilah yang memberikan aroma khas yang banyak dibutuhkan oleh berbagai industri, antara lain industry kosmetika, farmasi, dan pestisida nabati ( Agus kardinan, 2005 : 14).

Ikan PINGSAN dalam waktu 8 menit 19 detik!


     Transportasi ikan hidup dibagi menjadi transportasi basah dan kering. Teknologi transportasi menggunakan media pengangkutan air sangat beresiko tinggi dan kurang praktis. Oleh karena itu, teknologi transportasi tanpa media air yang lebih praktis dan aman perlu dikembangkan. Metoda yang digunakan dalam sistem transportasi kering adalah teknik imotilisasi yaitu pemingsanan biota perairan dengan bahan anesti. Tujuan dari kegiatan ini adalah menentukan keefektifan bahan anesti berupa ekstrak tembakau, ekstrak mengkudu, dan ekstrak cengkeh dalam proses pemingsanan ikan mas. Proses pemingsanan ikan mas dilakukan dengan melakukan pemuasan ikan terlebih dahulu. Ikan ditimbang dan dimasukkan kedalam wadah toples yang diisi air sebanyak 5 liter. Kemudian, bahan anesti berupa ekstrak tembakau, mengkudu, dan cengkeh diteteskan pada masing-masing wadah perlakuan sebanyak 20 tetes setiap 10 menit selama 60 menit. Ekstrak tembakau dan ekstrak mengkudu tidak efektif dalam pemingsanan ikan karena selama pengamatan ikan tetap segar. Sedangkan ekstrak cengkeh dapat memingsankan ikan mas dalam waktu 8 menit 19 detik dengan jumlah tetesan 20 tetes. Berdasarkan pengamatan kegiatan diketahui bahwa ekstrak cengkeh lebih efisien dalm waktu dan jumlah bahan anesti (ekstrak cengkeh) dalam memingsankan ikan mas.


HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 1. Hasil pengamatan pemingsanan ikan mas dengan ekstrak tembakau.
 --------------------------------------------------------------------------------------------
Waktu                                     Parameter

(menit)
---------------------------------------------------------------------------------------------
    0         Tingkah laku normal. Belum ditetesi ekstrak tembakau. Bobot awal
               160 gram , suhu air 28C.
   10        Tingkah laku ikan diam didasar dan gerak operkulum lambat.
               Ditambahkan ekstrak tembakau sebanyak 20 tetes, suhu air 27C.
   20        Tingkah laku ikan diam didasar. Gerak operkulum lambat. Gerak
               sirip pektoral dan bukaan mulut cepat. Ditambahkan ekstrak 
               tembakau sebanyak 20 tetes, suhu air 26C.
   30        Tingkah laku ikan diam didasar. Gerak operkulum lambat. Gerak 
               sirip pektoral dan bukaan mulut cepat. Sirip cudal sesekali 
               bergerak. Ditambahkan ekstrak tembakau sebanyak 20 tetes,
               suhu air 26C.
   40        Tingkah laku ikan diam didasar. Gerak operkulum, gerak sirip
               pektoral dan bukaan mulut cepat, sirip cudal sesekali bergerak,
               ditambahkan ekstrak tembakau sebanyak 20 tetes suhu air 26C.
   50        Tingkah laku ikan bergerak memutari wadah. Gerak operkulum
               dan bukaan mulut cepat, gerak sirip pektoral normal, ditambahkan
               ekstrak tembakau sebanyak 20 tetes suhu air 26C.
               bobot akhir 160 gram.
---------------------------------------------------------------------------------------------


Tabel 2. Hasil pengamatan pemingsanan ikan mas dengan ekstrak mengkudu.
 --------------------------------------------------------------------------------------------
Waktu                                     Parameter
(menit)
---------------------------------------------------------------------------------------------
    0         Tingkah laku ikan diam didasar. Belum ditetesi ekstrak mengkudu.
               Bobot awal 150 gram , suhu air 27C.
   10        Tingkah laku ikan diam didasar.
               Ditambahkan ekstrak tembakau sebanyak 20 tetes, suhu air 27C.
   20        Tingkah laku ikan diam didasar.
               Ditambahkan ekstrak tembakau sebanyak 20 tetes, suhu air 27C.
   30        Tingkah laku ikan diam didasar.
               Ditambahkan ekstrak tembakau sebanyak 20 tetes, suhu air 27C.
   40        Tingkah laku ikan diam didasar.
               Ditambahkan ekstrak tembakau sebanyak 20 tetes, suhu air 27C.
   50        Tingkah laku ikan diam didasar.
               Ditambahkan ekstrak tembakau sebanyak 20 tetes.
               Bobot akhir 150 gram , suhu air 27C.
---------------------------------------------------------------------------------------------


Tabel 3. Hasil pengamatan pemingsanan ikan mas dengan ekstrak cengkeh.
 --------------------------------------------------------------------------------------------
Waktu                                     Parameter
(menit)
---------------------------------------------------------------------------------------------
    0         Tingkah laku ikan normal. Belum ditetesi ekstrak cengkeh.
               Suhu air 28C.
   10        Tingkah laku ikan berenang didasar. Posisi miring pada menit ke-5
               detik ke-39, dan akhirnya pingsan pada menit ke-8 detik ke-19
               setelah ditetesi ekstrak cengkeh sebanyak 20 tetes, suhu air 28C.
---------------------------------------------------------------------------------------------

KESIMPULAN

          Anestasi pada umumnya didefinisikan sebagai kondisi hilangnya sistem kesadaran terhadap rangsangan dari luar akibat penggunaan suatu bahan yang ditambahkan dari luar. kegiatan ini menggunakan bahan anesti alami yaitu ekstrak tembakau, ekstrak mengkudu, dan ekstrak cengkeh. penggunaan ekstrak cengkeh lebih efektif untuk memingsankan ikan dibandingkan dengan ekstrak tembakau dan ekstrak mengkudu. Penggunnaan ekstrak cengkeh membutuhkan bahan yang lebih sedikit dibandingkan perlakuan lainnya yaitu 20 tetes ekstrak cengkeh dalam 5 liter air, maka ikan mas akan pingsan dalam waktu 8 menit 19 detik.

Teknologi Pemingsan Ikan dan Udang


Teknologi Pemingsan Ikan dan Udang

Peneliti Institut Pertanian Bogor (IPB), Dr.Sam Herodian menemukan teknologi pemingsan ikan dan udang tanpa air. Teknologi ini menyempurnakan yang telah ada. Selama ini, pengusaha perikanan menggunakan teknik pemingsanan es batu . Sayangnya teknik es batu tidak pratis dan tingkat kematian udang sangat tinggi. Ditinjau dari aspek komersial teknik es batu kurang menguntungkan. Selain es batu, pengusaha juga menggunakan kontrol elektrik sederhana. Penggunaan teknik ini masih ditemui masalah ketidakstabilan.
"Harga ikan hidup empat kali lipat lebih tinggi dibanding ikan mati. Motivasi inilah yang mendorong kami menciptakan teknologi pemingsan ikan dan udang tanpa air," ungkap Dr.Sam. Prinsip teknologi temuan Staf Pengajar Departemen Teknik Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian (Fateta) IPB ini ialah penurunan suhu dan pengaturan waktu. Tanpa penggunaan tambahan bahan kimia apapun. Pola pemingsanan disesuaikan berdasarkan masing-masing jenis ikan dan udang. Setiap jenis ikan dan udang memiliki suhu pemingsanan berbeda. Misalnya suhu pemingsanan ikan emas 6 derajat celsius, lele 3 derajat celsius, udang windu (Black tiger ) 15,5 derajat celsius.
Pemingsanan ikan dan udang dilakukan beberapa tahapan. Ikan atau udang yang akan dipingsankan ditampung di dalam bak pengkondisi selama 12 jam tanpa diberi makan. "Ikan atau udang dipuasakan setengah hari untuk mengatur proses metabolismenya," ujar Dekan Fateta IPB ini. Air dalam bak pengkondisi disesuikan - keasaman, kadar garam, suhu normal- dengan air tempat udang atau ikan hidup biasa hidup.
Ikan atau udang dipindahkan ke bak pemingsan. Bak pemingsan diisi air sesuai dengan kondisi tempat udang dan ikan hidup atau yang sama dalam bak pengkondisi. Jumlah ikan dalam bak pemingsan disesuikan kapasitasnya. Untuk menjaga kandungan dissolvedoksigen (kadar air terlarut/ DO) tinggi dipasang aerator dalam bak pemingsan. Bak pemingsan dihubungkan dengan mesin pemingsan. Mesin pemingsan menggunakan Water Chiller yang diatur elektrik.
Selanjutnya, dilakukan penurunan suhu dan waktu secara bertahap selama satu sampai dua jam, hingga ikan atau udang pingsan. Saat pingsan, posisi ikan atau udang miring. Suhu pemingsanan dimulai suhu ruang sampai mencapai suhu kritis udang atau ikan . Suhu kritis ini berkisar antara 5 derajat celsius sampai 15,5 derajat celsius. Penggontrolan suhu dan waktu otomatik menggunakan mikro kontroler yang diaplikasikan pada pompa air Water Chiller atau kompressor di mesin pemingsan.
Setelah pingsan, ikan atau udang dibiarkan pada suhu yang telah ditetapkan selama 10 menit -20 menit. Perlakuan ini untuk mendapatkan kondisi pingsan sempurna. "Lebih 20 menit ikan atau udang akan mati," tegas Dr.Sam. Ikan atau udang lalu diangkat. Dimasukkan ke dalam kotak pengemas. Ikan atau udang ditidurkan berjajar di atas media penstabil. Pengusaha perikanan dapat memilih media penstabil seperti gergaji basah atau busa basah.
Kotak kemas dimasukkan dalam kontainer yang telah diatur suhunya, supaya ikan atau udang tidak bangun. "Jika bangun dalam perjalanan, ikan atau udang akan mati. Sebab, mereka tidak menjumpai air." Prinsip dasarnya, ikan atau udang pingsan metabolismenya minimal. Ikan atau udang pingsan dalam kontainer dapat dibawa ke tempat yang dituju menggunakan transportasi darat, laut atau udara. Satu hari kemudian ikan dapat dihidupkan kembali. Caranya sederhana, masukkan saja ikan atau udang pingsan tersebut dalam air. Pelan-pelan ikan atau udang akan bangun dan segar bugar kembali. Dengan teknologi ini peluang hidup ikan atau udang mencapai 80 persen. "Kalau ikan lele dapat 100 persen," imbuh Dr.Sam.
Dr.Sam menjelaskan teknologi pemingsan ini lebih murah, hemat energi dan minim limbah. "Selain itu, transportasi tanpa air mencegah penularan penyakit ikan atau udang dari satu wilayah ke wilayah lain."
Penelitian yang dilakukan tahun 2001 ini sedang dalam proses pematenan. Menurut Dr.Sam pematenan ini penting, supaya pengusaha mau menghargai hasil riset orang lain. Pernah, kata Dr.Sam seorang pengusaha mencoba menjiplak teknologi temuannya, karena menganggap terlalu sederhana. Namun yang terjadi, pengusaha tersebut gagal. Ikan hasil pemingsanannya banyak yang mati. "Kami menggunakan perlakuan khusus dan tertentu, sehingga ikan atau udang tidak mati." Teknologi pemingsanan ikan atau udang milik Dr.Sam ini memperoleh hasil optimal, jika dilakukan dalam satu kesatuan sistem manajemen indutri perikanan. (ris)

SOAL PAS PAI SD KELAS 6 SEMESTER 2 BESERTA KUNCI JAWABAN

https://docs.google.com/document/d/1YgelBNTn40RnEtBWlJPdNjvoRcakbbJB/edit?usp=sharing&ouid=101739505118516611094&rtpof=true&sd=true