Bagaimana cara mengajarkan anak-anak mengucapkan kata-kata baik seperti terima kasih?

 Sebenarnya tidak sulit bagi anak untuk mengekspresikan rasa syukur di tengah-tengan kegembiraan. Berikut ini lima tips agar anak-anak mudah mengatakan terima kasih: 

1. Model contoh 
Sebagai orang tua kita harus terbiasa bertutur santun sebelum mengharapkan anak Anda melakukan hal serupa. Studi menunjukkan anak-anak menggunakan kata-kata sopan sekitar 25 persen dari apa yang mereka dengar.

2. Ajarkan makna 
Sebagian besar anak belum paham benar arti terima kasih. Anda harus memberi pemahaman mengucapkan terima kasih tidak ada hubungannya dengan seberapa banyak hal atau barang yang diberi seseorang. 

3. Bicara tentang perasaan 
Bicarakan dengan anak Anda terkait perasaan mereka ketika diberi perhatian khusus. Jelaskan bahwa setiap kali mengucapkan terima kasih adalah menyampaikan karunia perasaan baik yang dianggap dan dihargai. 

4. Hilangkan unsur kejutan 
Misalnya anak Anda berada pada situasi dan menemukan diri mereka kehilangan kata-kata, beritahu mereka tentang rincian siapa yang akan berada di sana dan bagaimana tamu berpakaian. 

5. Praktik rasa syukur 
Ajarkan pada anak Anda lebih baik memberi daripada menerima. Mengekspresikan rasa syukur adalah keterampilan hidup yang vital dan limpahan syukur adalah sukacita.

Cara Budidaya Ikan Sidat






Ikan Sidat (anguilla bicolor), termasuk familiAnguillidae, ordo Apodes. Di Indonesia diperkirakan paling sedikit terdapat 5 (lima) jenis Ikan Sidat, yaitu : Anguilla encentralis, A. bicolor bicolor, A. borneonsis, A. Bicolor Pacifica, dan A. celebensis. Ikan Sidat mungkin tidak dikenal oleh banyak orang di sini. Tapi, di berbagai negara ikan sidat jadi makanan primadona yang harganya sangat mahal.

Dongeng tentang Transisi dari Air ke Darat


Fosil Coelacanth yang berumur 410 juta tahun. Evolusionis menyatakan bahwa ikan ini adalah bentuk transisi yang membuktikan perpindahan dari air ke darat. Sampel-sampel hidup dari ikan ini telah berhasil ditangkap berkali-kali sejak tahun 1938. Inilah contoh tepat untuk menunjukkan seberapa jauh para evolusionis berspekulasi.


Evolusionis mengasumsikan invertebrata laut yang muncul pada periode Kambrium berevolusi menjadi ikan dalam waktu puluhan juta tahun. Tetapi sebagaimana invertebrata-invertebrata Kambrium tidak memiliki nenek moyang, juga tidak ditemukan mata rantai transisi yang menunjukkan bahwa evolusi terjadi antara jenis-jenis invertebrata ini dengan ikan. Perlu dicatat bahwa invertebrata dan ikan memiliki perbedaan struktural yang sangat besar. Invertebrata memiliki jaringan keras di luar tubuh mereka, sedangkan ikan adalah vertebrata dengan jaringan keras di dalam tubuh. "Evolusi" sebesar itu tentu akan melalui miliaran tahap, dan seharusnya ada miliaran bentuk transisi yang menunjukkan tahapan-tahapan tersebut


Evolusionis telah menggali lapisan-lapisan fosil selama kurang lebih 140 tahun untuk mencari bentuk-bentuk hipotetis tersebut. Mereka telah menemukan jutaan fosil invertebrata dan jutaan fosil ikan; tetapi tidak pernah menemukan satu bentuk peralihan pun antara invertebrata dan ikan.
Ahli paleontologi evolusionis, Gerald T. Todd, mengakui fakta ini dalam artikel "Evolusi Paru-Paru dan Asal Usul Ikan":

Ketiga subdivisi ikan bertulang muncul pertama kali dalam catatan fosil pada saat yang kira-kira bersamaan. Secara morfologis mereka telah sangat beragam, dan mereka memiliki tubuh yang sangat terlindung. Bagaimana mereka berasal mula? Apa yang memungkinkan mereka sangat beraneka ragam? Bagaimana mereka semua memiliki pelindung tubuh yang kuat? Dan mengapa tidak ada jejak bentuk-bentuk peralihan sebelumnya?. Skenario evolusi beranjak selangkah lebih jauh dan menyatakan bahwa ikan, yang berevolusi dari invertebrata, kemudian berubah menjadi amfibi. Akan tetapi, skenario ini juga tidak memiliki bukti. Tidak ada satu fosil pun yang menunjukkan bahwa pernah terdapat makhluk separo ikan - separo amfibi. Dengan enggan, kenyataan ini dibenarkan oleh Robert L. Carrol, seorang evolusionis terkenal, penulis buku Vertebrate Paleontology and Evolution: "Kami tidak memiliki fosil peralihan antara ikan rhipidistian (favoritnya untuk 'nenek moyang' tetrapoda) dan amfibi-amfibi awal." Dua orang ahli paleontologi evolusionis, Colbert dan Morales, berkomentar mengenai tiga kelompok utama amfibi: katak, salamander dan caecilian:

Tidak ada bukti keberadaan amfibi Paleozoik yang menggabungkan sifat-sifat yang diperkirakan dimiliki satu nenek moyang yang sama.Katak, salamander dan caecilian paling tua sangat mirip dengan keturunan mereka yang masih hidup.
Sampai sekitar 50 tahun yang lalu, evolusionis meyakini bahwa makhluk semacam ini benar-benar pernah ada. Ikan ini disebut 'Coelacanth' dan diperkirakan berumur 410 juta tahun. Coelacanth diajukan sebagai bentuk transisi dengan paru-paru primitif, otak yang telah berkembang, sistem pencernaan dan peredaran darah yang siap untuk berfungsi di darat, dan bahkan mekanisme berjalan yang primitif. Penafsiran-penafsiran anatomis ini diterima sebagai kebenaran yang tidak diperdebatkan lagi di kalangan ilmuwan hingga akhir tahun 1930-an. Coelacanth dianggap sebagai bentuk peralihan sesungguhnya yang membuktikan transisi evolusioner dari air ke darat.


FOKUS: MENGAPA TRANSISI DARI AIR KE DARAT TIDAK MUNGKIN
 
Evolusionis menyatakan bahwa suatu ketika, spesies yang hidup di air naik ke darat dan berubah menjadi spesies darat. Ada sejumlah fakta yang sangat jelas menunjukkan kemustahilan transisi seperti itu:

  1. Keharusan membawa beban tubuh: makhluk penghuni air membawa be-ban tubuh mereka tanpa masalah. Tetapi, bagi sebagian besar binatang darat, 40% energi mereka habis hanya untuk membawa beban tubuh me-reka. Makhluk hidup yang berpindah dari air ke darat harus mengembang-kan sistem otot dan kerangka baru (!) secara bersamaan agar dapat memenuhi kebutuhan energi ini. Suatu hal yang tidak mungkin terjadi melalui mutasi kebetulan.
  2. Daya tahan terhadap panas: suhu daratan dapat berubah dengan cepat dan naik-turun dalam rentang yang lebar. Makhluk hidup di darat memiliki mekanisme tubuh yang dapat menahan perubahan-perubahan suhu yang besar itu. Akan tetapi, suhu lautan berubah secara perlahan dan perubahan tersebut tidak terjadi dalam rentang yang terlalu lebar. Organisme hidup dengan sistem tubuh sesuai temperatur laut yang konstan akan membutuhkan suatu sistem perlindungan agar perubahan suhu di darat tidak akan membahayakan. Sangat tidak masuk akal bahwa ikan mendapatkan sistem tersebut melalui mutasi acak segera setelah mereka naik ke darat.
  3. Penggunaan air: air dan kelembaban yang penting untuk metabolisme harus digunakan sehemat mungkin karena kelangkaan sumber air di darat. Sebagai contoh, kulit harus dirancang agar dapat mengeluarkan air sejumlah tertentu, sekaligus mencegah penguapan berlebihan. Karenanya, makhluk hidup di darat memiliki rasa haus karakteristik yang tidak dimiliki organisme air. Di samping itu, kulit tubuh hewan air tidak sesuai untuk habitat non-air.
  4. Ginjal: organisme air dapat dengan mudah membuang zat-zat sisa dalam tubuh mereka (terutama amonia) dengan penyaringan, karena banyaknya air dalam habitat mereka. Di darat, air harus digunakan sehemat mungkin. Itulah sebabnya hewan darat memiliki sistem ginjal. Berkat ginjal, amonia disimpan dengan cara mengubahnya menjadi urea dan hanya membutuhkan sejumlah kecil air untuk membuangnya. Di samping itu, beberapa sistem baru dibutuhkan untuk membuat ginjal berfungsi. Singkatnya, agar perpindahan dari air ke darat dapat terjadi, makhluk hidup tanpa ginjal harus membentuk sistem ginjal secara tiba-tiba.
  5. Sistem pernapasan: ikan "bernapas" dengan mengambil oksigen yang terlarut dalam air yang mereka alirkan melewati insang. Mereka tidak mampu hidup lebih dari beberapa menit di luar air. Agar mampu hidup di darat, me-reka harus mendapatkan sistem paru-paru yang sempurna secara tiba-tiba.

Tentu saja mustahil bahwa semua perubahan fisiologis yang dramatis ini dapat terjadi pada organisme yang sama, pada saat bersamaan, dan secara kebetulan. Namun pada tanggal 22 Desember 1938, terjadi sebuah penemuan yang sangat menarik di Samudera Hindia. Di sana berhasil ditangkap hidup-hidup salah satu anggota famili Coelacanth, yang sebelumnya diajukan sebagai bentuk transisi yang telah punah 70 juta tahun lalu! Tak diragukan lagi, penemuan prototipe Coelacanth "hidup" ini menjadi pukulan hebat bagi para evolusionis. Seorang ahli paleontologi evolusionis, J.L.B. Smith, mengatakan bahwa ia tak akan sekaget ini jika bertemu dengan seekor dinosaurus hidup. Pada tahun-tahun berikutnya, 200 ekor Coelacanth berhasil ditangkap di berbagai penjuru dunia.
Bukti Coelacanth hidup memperlihatkan sejauh mana evolusionis dapat mengarang skenario khayalan mereka. Bertentangan dengan klaim mereka, Coelacanth ternyata tidak memiliki paru-paru primitif dan tidak pula otak yang besar. Organ yang dianggap oleh peneliti evolusionis sebagai paru-paru primitif ternyata hanya kantong lemak. Terlebih lagi, Coelacanth yang dikatakan sebagai "calon reptil yang sedang bersiap meninggalkan laut menuju daratan", pada kenyataannya adalah ikan yang hidup di dasar samudra dan tidak pernah mendekati kurang dari 180 meter di bawah permukaan laut.


sumber : http://www.evolutiondeceit.com

10 Tanda Bahwa Anak Anda Berbakat Cerdas dan Jenius


Banyak orang tua yang memberikan balita mereka mainan terkini. Namun kebanyakan balita akan tampak jenius hanya dimata orang tuanya. Ada juga balita yang memang sudah berbakat sejak lahir. Bagaimana melacak bakat anak Anda? Laman lilsugar.com, memberikan petunjuknya.

Cara Menghitung Tagihan Listrik PLN



 Kadang kita sering bertanya apakah pembayaran listrik yang kita bayarkan ke PLN itu sudah tepat hitungannya atau akal-akalan situkang PLNnya yang asal itung tau-tau tagihannya sekian....

Untuk itu mari kita telaah dengan contoh persoalan ini.

Persoalan :
Lampu dengan daya 10W menyala 1 jam dan tarif dasar listrik misalnya Rp. 200/kwh, berapa biaya yang seharusnya dibayar ?

Jawaban :
10/1000 x 200 = 2
Maka biaya yang semestinya dibayar untuk kasus diatas hanya Rp. 2,- setiap jamnya.

Perincian jawaban
10W = 10 watt/jam
kwh = kilowatt-hour (kilowatt-jam)
jadi kwh = energi yg digunakan selama 1 jam pemakaian.
Maka, 1 kwh = energi sebesar 1 kilowatt ( = 1000 watt) yang digunakan selama 1 jam.

lampu 10W menyala 1 jam = 10 Wh (watt-hour) = 10/1000 = 0.01 kwh (kilowatt-hour)
makanya kalo 1 kwh = Rp. 200
10Wh = 10/1000 x 200 = Rp.2,-

Persoalana Lain :
Kalau begitu, bagaimana perhitungan biayanya untuk pemakaian lanpu 10W Cuma 1 jam 23 menit 40 detik dengan tarif dasar listrik Rp. 200/kwh ?

Jawaban
Mudah saja, jika PLN perhitungannya secara perdetik, maka dari kasus diatas dapat diartikan waktu 1 jam 23mt 40 dtk = 5020dtk. Jadi dari hasil perhitungan (awal) diatas kita bisa simpulkan Rp. 2,- setiap jamnya = 2 / 3600 = Rp. 0.0005556,- tiap detiknya. Maka biaya yang seharusnya dibayar 5020 x 0.0005556 = 2.7888889.
Biaya yang seharusnya dibayar yaitu Rp. 2.7888889,-

Perincian Jawaban
1 jam = 60 mt
1 mt = 60 dtk
1 jam = 3600dtk


Semoga bermanfaat. 

Siapakah Guru Pendidikan Karakter?


by : Admin
26 Januri 2012  

Character Of Education


     Sebelum saya lebih jauh mengkaji tentang topic yang akan dibahas kali ini, maka saya akan berbagi tentang belajar. Ya, proses belajar bagaimana otak menyerap informasi. Inilah yang seringkali diabaikan, kita sebagai orangtua atau guru maunya seringkali “memaksa” anak mengerti tentang sesuatu hal dan “jalankan” seperti computer, kasi perintah dan tekan “ENTER”. Nah, kalo di manusia bukan ENTER tapi “ENTAR” upsss… “Anda tidak bisa mengajarkan apa yang Anda mau, Anda tidak bisa mengajarkan apa yang Anda tahu. Anda hanya bisa mengajarkan siapa Anda” 

Pemucatan Minyak Daun Cengkeh Dengan Metode Khelasi Menggunakan Asam Sitrat




PENDAHULUAN

          Minyak daun cengkeh hasil penyulingan rakyat seringkali kotor dan berwama hitam kecoklatan. Kondisi tersebut disebabkan karena adanya ion-ion logam (Brahmana, 1991; EOA, 1975; Rusli, 1991), yang kemudian bereaksi dengan senyawa dalam minyak, terutama eugenol. Logam-Iogam yang terdapat dalam minyak daun cengkeh antara lain Fe, Mg, Mn, Zn, dan Pb (Marwati et al., 2005). Logam-logam tersebut berasal dari daun dan alat penyuling. Akumulasi logam dalam daun terjadi karena penyerapan logam dari tanah melalui akar dan penyerapan logam dari udara melalui stomata daun (Pablesson, 1989).

SOAL PAS PAI SD KELAS 6 SEMESTER 2 BESERTA KUNCI JAWABAN

https://docs.google.com/document/d/1YgelBNTn40RnEtBWlJPdNjvoRcakbbJB/edit?usp=sharing&ouid=101739505118516611094&rtpof=true&sd=true